Senin, 31 Oktober 2016

Bukit Andong Magelang Yang Sangat Indah

                                                           BUKIT ANDONG


Disaat kebanyakan muda-mudi tanah air tengah menikmati weekend bersama pasangan mereka di mall atau bioskop atau cafĂ©-cafe, kami justru membenamkan diri di tengah balutan panorama alam Gunung Andong. Ya, Jumat selepas sholat jum’at kami berangkat dari Yogyakarta setelah kami yakin semua perbekalan sudah siap, mulai dari persiapan logistik, fisik, juga mental yang cukup berisik. Perajalan kami tentunya di awali dengan doa, agar segala hal dilancarkan dan dimudahkan Tuhan Yang Maha Esa.
Dari beberapa sumber, Gunung Andong bertipe perisai dan kokoh berdiri di Magelang, Jawa Tengah. Letaknya yang cukup dekat dengan pusat Kota, membuat gunung dengan ketinggian sekitar 1.726 m ini selalu saja di datangi pengunjung yang mungkin ingin mengusir pening di kepala.
Perjalanan menuju Andong dari Jogja memakan waktu sekitar 2 jam, dan kami sampai jam setengah 5 sore. Kami berhenti di basecamp Sawit sebelum melakukan pendakian menuju puncak untuk mempersiapkan apa-apa yang belum siap. Pukul 5 sore, pendakian pun dimulai. Pendakian memakan waktu kurang lebih 2 jam setengah, dan sampai puncak kira-kira pukul 7 malam lebih 40 menit. Sebenarnya pendakian bisa lebih cepat kalau saja kami tak sering bersitirahat dan jalan yang dilalui tak begitu gelap. Ya maklum, kaki kami memang belum terbiasa untuk dibawa mendaki dan senter yang kami punya sangat terbatas.
Sesampainya di puncak, mata kami di suguhi pemandangan yang begitu memuaku. Kami seolah tengah berdiri di suatu titik di mana setiap tiap sudutnya dikelilingi kunang-kunang. Malam di puncak Andong begitu puitis, membuat kami semakin percaya bahwa Tuhan sedang bergembira ketika menyusun kota yang tepat di tengah pulau Jawa ini. Gunung Andong dipagari gunung-gunung megah yang jika naik sedikit ke puncak akan ada Gunung Sindoro, Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.


Bagi para pekerja yang juga aktivis alam, rutinitas kerja dan kurangnya waktu luang menjadi musuh yang begitu merantai ketika ingin mendaki gunung. Jika kamu ingin meresakan nuansa alam pegunungan dan tak memiliki banyak waktu, cobalah datang ke Gunung Andong. Meskipun tingginya hanya 1.736 meter di atas permukaan laut, tetapi gunung ini menyimpan sejuta pesona yang tidak boleh dilewatkan dan diremehkan. Untuk mencapai puncak dari Basecamp, kamu hanya akan menghabiskan waktu sekitar 2 – 3 jam saja.  Di tempat ini kamu bisa melihat hampir seluruh kota Magelang tanpa teropong! Tentu saja suasana alam khas gunung bisa segera kamu rasakan tanpa basa-basi.
Kamu bisa camping di sini, memanjakan otak –meski harus bercapek-capek dahulu, melihat orang-orang saling sapa-menyapa, memainkan lagu kesukaan, membunyikan terompet, memasak mie instan, dan lain sebagainya. Sayang, saking populernya gunung ini, membuatnya selalu dipadati dan secara perspekit tentu saja kurang bisa dinikmati segala panorama yang ada. Bila cuaca sedang baik-baik saja dan tak uring-uringan, kamu bisa melihat berbagai jenis rumah layakanya miniatur di sebuah kantor pemasaran. Puncak Andong begitu menghipnotis. Langitnya yang biru, makin gokil ketika dihiasai awan-awan putihnya yang bersih. Pikiran pertama saya saat tiba di tempat ini adalah: bikin time lapse! Selain itu semua, kamu juga bisa melihat sunset dan sunrise di Gunung Andong. Sinarnya yang keemasan akan bergerilya di sapu awan dan masuk melalui celah-celah matamu.

Rute Jalan Menuju Gunung Andong

1. Rute Jalan Dari Utara, (Ungaran, Semarang, Salatiga,  Boyolali dan Solo)
Jika dari arah jalan raya Semarang – Solo kamu bisa langsung transit di terminal Pasar Sapi Salatiga kemudian ambil arah Magelang dan akan melewati Kopeng dan Pasar Ngablak. Di pasar Ngablak kamu akan melihat tugu berwarna biru, lalu belok kearah Grabag. Bila kamu sudah melewati lapangan sepak bola itu tandanya kamu ada di jalur yang benar. Setelah itu terus jalan sekitar 2 KM kamu akan melihat pertigaan makam dusun kenteng, belok kiri dan jalan terus sampai melihat plang SD Girirejo 2 ambli kanan, sampailah kamu di Basecamp Sawit.
2. Rute Jalan Dari Selatan (Ketep Magelang, Yogyakarta dan Purworejo)
Langsung saja ke Terminal Tidar Magelang, setelah itu di lampu merah canguk belok kanan menuju arah Kopeng dan kamu akan sampai di Pasar Ngablak. Terdapat gapura berwarna biru di Pasar Ngablak, lalu belok kiri kearah Grabag. Bila kamu sudah melewati lapangan sepak bola itu tandanya kamu ada di jalur yang benar. Setelah itu terus jalan sekitar 2 KM kamu akan melihat pertigaan makam dusun kenteng, belok kiri dan jalan terus sampai melihat plang SD Girirejo 2 ambli kanan, sampailah kamu di Basecamp Sawit.
3. Rute Jalan Dari Barat (Secang, Grabag, Temanggung, Wonosobo dan Parakan)
Jika kamu memulai perjalanan dari Terminal Secang, langsung ke arah Krincing lalu belok kanan di pertigaan yang akan menuju Grabag. Dari Grabag langsung ke Pasar Grabag, nah dari perempatan Pasar Grabag, kamu lurus terus saja kea rah Mangu. Dari Mangu naik terus melewati dusun Mantran kulon dan Mantran wetan. Jika sudah sampai di SD Girirejo 2 kamu bisa langsung belok kiri, sampailah kamu di Bascamp Sawit.



sumber : http://ngadem.com/wisata-ke-gunung-andong-magelang-hiking-asik-tanpa-bikin-pening/


GUNUNG SLAMET

                                                                GUNUNG SLAMET


Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.
Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.


sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Slamet




GUNUNG MAHAMERU PUNCAK TERTINGGI JAWA

                                                          GUNUNG MAHAMERU


Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat[1]. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' LS dan 112°55' BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.





Perjalanan

Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pergi-pulang. Untuk mendaki gunung dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal Kota Malang naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan jeep atau truk/pickup yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp20.000,00 hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp6.000,00 untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp2.000,00 per orang, Asuransi per orang Rp2.000,00
Dengan menggunakan truk sayuran atau jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,00/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,00/buah. Di pos ini pun dapat mencari portir (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Setelah sampai di gapura "selamat datang", memperhatikan terus ke kiri ke arah bukit, tapi jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100 m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting di atas kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadangkala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 km.
Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.


sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Semeru

 

Jumat, 28 Oktober 2016

BROWN CANYON SEMARANG

Brown Canyon Semarang merupakan tempat sebagai proyek galian C yang sudah berumur 10 tahun lebih. Dan disinilah sebagai tempat mengais rejeki bagi sebagian orang dengan melakukan penggalian pasir, penggalian tanah urug dan batu padas.
Brown Canyon sebenarnya bukanlah tempat wisata melainkan perbukitan biasa, namun karena penambangan material yang dilakukan setiap hari selama bertahun-tahun ahirnya berubah wujud seperti layaknya Green Canyon yang ada di Amerika.
Keindahan panorama alam yang eksotik membuat Brown Canyon Semarang ini menjadi salah satu obyek wisata dan tempat yang terbaik bagi para pecinta fotografi. Tebing-tebing yang menjulang tinggi dipadu dengan adanya pohon-pohon di puncaknya membuat tempat ini sebagai pemandangan yang sangat menarik dan sayang untuk tidak dikunjungi.
Dikarenakan Brown Canyon sebenarnya bukanlah tempat wisata tentu saja para wisatawan harus mencari petunjuk arah sendiri, karena warga sekitar hanya tahu bahwa tempat tersebut hanyalah sebagai tempat penambangan material berupa pasir, tanah urug dan batu padas.
Brown Canyon terletak di daerah Rowosari Meteseh Tembalang Semarang, tempat yang lumayan jauh dari pusat keramaian kota Semarang. Merupakan tantangan tersendiri bagi para wisatawan yang ingin datang ke tempat ini, dimana para wisatawan dalam sepanjang perjalanannya harus bertemu dengan debu-debu yang beterbangan dan bersimpangan dengan truk-truk pengangkut bahan material.

Rute menuju Brown Canyon Semarang.

Lokasi Brown Canyon Semarang bisa dijangkau dari berbagai arah. Pengunjung bisa melewati pasar Meteseh via Tembalang, Kedungmundu atau RSUD Klipang.
Rute Brown Canyon dari Semarang timur bisa melewati jalan Fatmawati menuju RSUD Kota Semarang (Ketileng), kemudian mengambil arah kiri (arah perum Klipang) dan menuju lokasi Klipang Golf. Setelah sampai Klipang Golf, lanjutkan dengan melewati jembatan besi. Setelah jembatan besi ketiga (jembatan dengan sungai yang besar) akan ada pertigaan ke arah selatan (belok kanan). Lurus saja kurang lebih 2 KM Anda akan melihat keindahan Brown Canyon Semarang.
Rute Brown Canyon dari arah Batang, Kendal dan Simpang Lima Semarang atau dari arah barat bisa melewati pertigaan “pasar kambing”, melewati Mrican, Kedung Mundu, Sambiroto, pertigaan Intan Permai belok kiri (Jl. Elang), kemudian sampai perempatan Pasar Meteseh belok kiri.
Rute Brown Canyon dari arah Solo, Yogya dan Semarang atas bisa melewati Banyumanik, Tembalang, UNDIP dan kemudian menuruni Sigar Bencah sampai perempatan Pasar Meteseh langsung ambil jalan lurus.
Yang perlu dipersiapkan saat menuju Brown Canyon di Semarang.
Karena tempat ini merupakan tempat panambangan bahan material dan masih aktif maka datanglah pada waktu diluar jam kerja, jika terpaksa harus datang disaat jam kerja maka jangan lupa persiapkan masker atau buff sebagai penutup mulut dan kacamata. Karena kondisi jalan pedesaan yang cukup jelek, berdebu dan bergelombang maka gunakanlah sepeda motor yang fleksibel atau jika menyukai tantangan Anda bisa menggunakan sepeda onthel. Tidak disarankan menggunakan mobil mewah apalagi mobil dengan full variasi atau mobil ceper.


sumber : http://www.semarangplus.com/brown-canyon-semarang-pemandangan-yang-indah


BUKIT SIKUNIR DIENG ( THE GOLDEN SUNRISE)


 (THE GOLDEN SUNRISE)


  
Sikunir Dieng. Bukit Surga bagi para Pecinta Sunrise dan lanskap pemandangan alam.
Sikunir mungkin cuma bukit kecil, namun banyak kesan bisa didapat disini terutama kearena keindahan Golden Sunrisenya.
Sikunir Dieng tak pernah sepi dari pengunjung, Ratusan bahkan wisatawan berbondong ke tempat ini setiap minggunya. Bahkan di saat-saat tertentu seperti misalnya  acara Dieng Culture Festival, Tahun Baru dan libur Panjang, Jalur ke Sikunir mengalami macet, penuh sesak oleh kendaraan  para Pengunjung.

Rute / Akses ke Sikunir

Sembungan, sebuah desa tertinggi  di pulau jawa ini bisa dibilang basecampnya sikunir. Desa Sembungan merupakan titik start paling familiar yang digunakan para wisatawan untuk memulai pendakian ke Bukit Sikunir Dieng hingga Puncaknya demi mendapatkan pengalaman istimewa menjadi saksi detik-detik pergantian hari dan menyaksikan semburat mentari beranjak dari peraduan menciptakan pemandangan Istimewa serasa di puncak dunia.
Jika anda start dari Kawasan Wisata Dieng, maka dibutuhkan waktu sekitar limabelas hingga tigapuluh menitan menggunakan kendaraan (waktu perjalanan sangat dipengaruhi kondisi dan rute jalan yang dilalui ) untuk mencapai desa sembungan untuk kemudian dilanjutkan pendakian ke Puncak Sikunir yang kurang lebih memakan waktu setengah Jam.
Jika anda menginap di Desa sembungan, anda bisa langsung melakukan pendakian dari titik start tempat Parkir dekat Telaga Cebong.


sumber : http://panduanwisatadieng.com/wisata/bukit-sikunir/